December 18, 2012

Hari Ibu. Hari Bapak. Hari OrangTua

Ibuk.
Saya lebih suka menyebutnya demikian. Dari jaman saya kecil emang dibiasakan manggil Ibuk dan Bapak. Saya lebih suka dengan panggilan yang mungkin ndeso ini. Bagi saya sih panggilan ini lebih nyaman. *mbulet

Ibuk, Ibuk dan Ibuk.
Ibuk adalah orang yang membawa saya selama kurang lebih 9 bulan bersamanya. Menemaninya melakukan apa yang Beliau lakukan. Dalam kandungannya yang membuat tubuhnya lebih berat dibanding sebelumnya. Sembilan bulan bersama beliau lalu aQ harus terpisah untuk dibiarkan menghirup udara di luar tubuh beliau.  Menjadi seorang bayi, bernama Melita Iffah Artdianti, yang kata bapak awalnya mau dinamakan Delima karena saya lahir Desember Lima. Hihihi.. Kata Bapak juga, nama saya itu artinya Selalu Ingin Tahu. Katanya lho ya.. Kalo dipikir-pikir, sekarang, hmm.. saya masi seperti itu gak ya? Kadang-kadang si emang gitu. Terbukti dengan ke-kepo-an saya. Huahaha.. Tapi ga berlebihan kok kepo-nya.. *ngeles

Perjuangan Ibuk melahirkan saya mungkin juga ga semudah yang dibayangkan. Saya memang ga pernah dapet cerita langsung dari Ibuk maupun Bapak tentang kejadian2 di masa lampau (ah, harusnya saya tahu..). Tapi saya pernah mendengar cerita teman saya ketika dia melahirkan putri pertamanya. Dan saya harus takjub dan merasa bahwa ALLAH itu SEMPURNA sekali menciptakan wanita dengan segala kemampuannya. SUBHANALLAH.. Ibuukk.. makasi sudah berjuang melahirkanku. *cium Ibuk

Ibuk sampai kapanpun ga akan bisa dipisahkan dengan Bapak. Peranan Ibuk akan selalu seimbang dengan peranan Bapak, bagi saya. Jadi kalopun ada Hari Ibu, bagi saya itu akan saya anggap Hari Orangtua. Karena mereka adalah satu kesatuan. Ibuk, Bapak, TERIMAKASIH. Meski kita ga pernah saling bercerita banyak hal, meski kita jarang diskusi bersama, meski kini kita terpisah jarak dan ruang, tapi insyaallah, suatu saat nanti, aQ akan ada di dekat Ibuk dan Bapak, meski mungkin saya dengan keluarga kecil saya yang baru. Aaaaamiin..

Perjalanan selama ini, hingga saya menginjak usia ke-24 saya awal bulan ini. Banyak sekali yang harus diyukuri.
Kedua orang tua saya yang masih lengkap.
Kedua orang tua saya yang masih diberi kesehatan oleh Gusti ALLAH.
Kedua orang tua saya yang masih bisa bekerja.
Kedua orang tua saya yang masih bisa selalu mengingatkan saya untuk selalu ingat sama Gusti ALLAH.

Tapi, betapa nelangsanya saya belum bisa bikin Ibuk (plus Bapak) seneng. Bahkan hingga saat ini. Saya masih terus nyusahin. Ah, Ibuk, Bapak, maafkan..
Tapi gimanapun juga saya ga akan berhenti berusaha buat membahagiakan mereka. At least, bikin mereka bangga. Apapun bentuknya.
Saya, seorang anak tunggal, yang kini berada jauuuh dari rumah, demi untuk tidak (lebih) merepotkan kedua orang tuanya di Malang. Dan kadang setiap sepi hadir, langsung tiba2 pengen nangis yang amat sangat. Membayangkan Ibuk pergi sendirian melakukan tugas kantornya, malem, nyetir motor sendiri. Oh Tuhan,, durhaka sekali aQ membiarkan Ibuku sendiri seperti itu? Padahal harusnya saya ada untuk beliau. Mengantarkannya, menyetirkan motor untuk beliau. *nahan nangis.
Ya ALLAH, senantiasa limpahkan kasih sayangMu kepada kedua orangtuaku. Berikanlah mereka kesehatan dan kekuatan agar mereka masih sanggup bertugas, dan mencari rejeki di jalanMu. Berikanlah mereka cinta dan kasih sayang hingga maut yang akan memisahkan mereka.

Sekali lagi,
SELAMAT HARI IBU
SELAMAT HARI BAPAK
SELAMAT HARI ORANGTUA
Semoga kami, sebagai anak, bisa selalu membahagiakan kalian. 
Setidaknya, membuat kalian tersenyum. :)

Bapak, (Jaya), Ibuk, Saya


I love you both.. :*


Life is like a RAINBOW .melifart.

No comments:

Post a Comment