August 14, 2012

Ibu, Bapak.. Anakmu ini beranjak dewasa..

Banyak hal yang harus diungkapkan kepada orang tuaku nanti.
Selepas lebaran.
Banyak tangis yang harus diredam untuk sanggup mengatakannya.
Ataupun mungkin banyak tangis yang akan terurai saat aku berusaha mengungkapkan rencana hidupku.
Anak semata wayang kalian ini beranjak dewasa Ibuk, Bapak.
Aku ingin mengungkapkan keinginanku untuk menikah, kuliah lagi sesuai dengan apa yang kalian inginkan, tetapi masih ingin bekerja.
Semua harus di omongkan dengan kalian berdua kan?
Semua butuh penyelesaian dari kalian berdua kan?
Aq ingin seperti ini. Seperti itu. Tapi kalian adalah penentu masa depanku. Restu kalian adalah segalanya.

Keinginanku untuk meneruskan kuliah, seperti apa yang diinginkan Bapak sejak lama.
Bapak yang selalu ingin anaknya sukses. Melebihi beliau.
Dan Bapak pula yang menganggap bahwa saat ini jenjang pendidikan yang lebih tinggi saat ini lebih menjanjikan. Namun kadang aq berpikir bahwa tidak seperti itu.
Aq yang kadang hidup dengan keputusanku sendiri. Mengambil jalan hidupku sendiri. Jarang melibatkan keputusan orang tua dalam keputusanku. Yang ada aQ memutuskan terlebih dahulu, kemudian aQ "mem-brain-storming" orang tuaku untuk menyetujui keputusanku. Oh Tuhan, selama ini aQ kurang ajar sekali? Maafkan aQ Bapak.. :(

Namun kini, bukan hanya kuliah lagi saja yang ada di pikiranku. Kuliah, kerja dan MENIKAH.
Ya.
Kata ketiga saat ini menguasai hampir separuh isi otakku.
Kesepian yang kadang menyergap, selalu membawa pikiranku kesana.
Membawa khayalan bahwa aQ sudah ada dalam keluarga baruku. Kecil tapi hangat.
Suami yang selalu memberikan semangat, ada dalam setiap kesepianku. Fiuh.

Membayangkan masalah pernikahan adalah hal yang membuat aQ semakin galau.
Terutama, episode dimana membahas masalah ini dengan Mz.
Finally dengan sempurna, air mata jatuh tak tertahankan.
Dan pikiran saya melayang kepada kedua orangtuaku.
Bagaimana aQ harus membicarakan ini dengan mereka? Sedangkan aQ harus memenuhi keinginan-keinginan mereka sebelum aQ menikah.
Seketika aQ membayangkan scene seperti ini :
aQ duduk di depan mereka.
Menyiapkan kata-kata untuk memulai percakapan.
Belum sempat aQ menyampaikan keinginanku, air mataku terjatuh terlebih dahulu.
Selanjutnya aQ berlari menghambur ke pelukan Ibu dan Bapak.
Dengan isakan, aQ berbicara terbata-bata.
Mengutarakan semua keinginan, menyampaikan pertanyaan, dan meminta solusi dan jawaban.
Aaaahh,,
Menulis dan membayangkannya saja sudah membuatku berkaca-kaca.
Dan memikirkan itu membuat aQ berpikir bagaimana aq harus menata hidupku selanjutnya.
Life plan masi berjalan 50% untuk tahun ini.
There's still 50% to get. And can it done for this year?
Hmm... Just see.. :)
Bismillah..

Life is like a RAINBOW .melifart.

August 7, 2012

Tersiksa RINDU

Perjalanan kami sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Hampir 1 tahun lebih 5 bulan.
A lot of things I've learn.
Aq mendapatkan pelajaran yang sangat berharga sejak menjadi seseorang yang mendampinginya.
Melewati hari bersamanya.
Meskipun kini kami masih terpisah jarak, ruang dan waktu.
Dan keterpisahan kami pun banyak menghadirkan cerita, tawa, tangis, dan RINDU.

A lot of story, a lot of learning.
Cerita ketika kami sama-sama merasakan kegalauan yang amat sangat karena jarak yang memisahkan kami. Membuat kami hanya bisa saling mendengarkan suara via hape kembar kami. Dan tak jarang saya harus menangis. Menangis disiksa rindu. (Aish...). Sama seperti yang saya lakukan saat saya merindukan ibu, bapak dan rumah. Hanya bedanya ketika saya kangen ibu atau bapak, saya cuman bisa SMS. Kalo telpon pasti ga bisa ngomongnya. Nangis dluan.. :P

Cerita mengalir begitu saja. Termasuk ketika kami dipertemukan oleh weekend. Ketika mz tidak ada overtime work, dan mz rela menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam untuk menemuiku. (Ya ALLAH, sungguh aq selalu merasa beruntung karena ini..). Waktu yang kami habiskan berjalan begitu cepat hingga akhirnya sore menjelang. Seketika badanku begitu berat melangkah. Berat berpisah dengannya. Seketika itu pula kami bersedih karena lagi-lagi akan disiksa rindu.

Cerita terpisahnya jarak kami, terisi dengan berbagai alunan cerita.
Tawa ketika kami bertemu.
Galau ketika kami lama disiksa rindu.
Sedih karena weekend tak kunjung datang.
Terharu ketika mz mengirimkan kata-kata sayangnya, kata-kata kangennya, kata-kata yang membuat saya tiba-tiba senyum sendiri.
Aaah,, saya merasa so lovable menjadi pacarnya.
Dan saya berharap bisa menjadi pendamping hidupnya, segera dan selamanya. AMIN. :)
Meski kini saya harus disiksa rindu yang seringkali membuat saya sangat tersiksa.
Tapi semoga perjuangan kami indah pada akhirnya.


Life is like a RAINBOW .melifart.