February 19, 2017

Super mumet dengan nhw #4.

Assalamualaikum.
Hari ini hari terakhir ngumpulin deadline nhw #4. Dan saya baru ngerjain. Udah mulai kendor semangatnya. Ditambah kerjaan yg ga kelar2. Makin molor ngerjain nhwnya.

Tema minggu ke 4 adalah.

🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀

A. Flashback ke NHW#1. About something that I choose to concern. Saya memilih untuk memilih jurusan ilmu untuk bagaimana agar disayang orang2 d lingkaran kehidupan. Dimana lingkaran kehidupan terdekat saya adalah keluarga, sekolah (anak didik) dan lingkungan. Dan insyaallah saya masih tetap memilih jurusan itu.

B. Now, flashback to NHW #2. Ada apa disana? Ada checklist2 di tiap tahapan. Sudahkah saya melaksanakannya? Sudah. Konsisten gak? Hmmm.. enggak. 😭 mungkin lbh tepatnya belum. Masih terus berusaha. Semoga ttp bs istiqomah.. hiks. Sedih rasanya belum bs memenuhi planning yg dibuat sendiri.

C. Time to flashback NHW #3. Dan inilah point paling susye. Semua jadi terlihat susah, huhu.. Jadi apa kira2 tujuan Allah menciptakan saya?? Jeduaarrr.. saya pun sulit menjelaskannya. Saya juga masih bertanya2 apakah saya bermanfaat bagi orang di lingkaran kehidupan saya? Sungguh.. berat pertanyaan ini saya jawab. Saya mencoba sebisa mungkin memberikan manfaat sebanyak2nya bagi orang d lingkaran kehidupan saya.

Misi hidup :
1. Memberikan manfaat bagi suami, sebagai penyelaras hidup. Bersinergi untuk membesarkan anak2 kami sebagai orang tua, teman, penasihat dan partner. 
2. Memberikan manfaat bagi anak. Sebagai agen perubahan. Mendewasakan anak dengan landasan Islami yang selaras dengan kehidupan dan seimbang dengan tuntutan jaman.
3. Memberikan manfaat bagi anak didik saya. Sebagai guru, pemberi ilmu yang bermanfaat bagi mereka. Mengajarkan ilmu tahap dasar yang bisa bermanfaat untuk kehidupan mereka. Memberikan ilmu etika dan sopan santun.
4. Memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Mencoba untuk berbagi ilmu2 yang saya punya agar bisa sama2 memberi dan menerima ilmu. Agar bisa sama2 berbenah ke arah yg lbh baik.

Bidang : ilmu menjadi multitalenta
Peran : sebagai guru dan murid

D. Ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

1. Bunda Sayang : ilmu yang berkaitan dengan cara mendidik anak dengan cara pembiasaan. Bagaimana mendidik anak pada era masa kini. Sehingga sebagai orang tua, bisa aware dengan perubahan jaman. Berbekal ilmu Al-Quran, agar selalu berada dalam lindungan Allah Sang Maha Pencipta.
2. Bunda Cekatan : Ilmu yang berkaitan dengan bagaimana membangun rumah tangga yang tangguh, solid dan berilmu.
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar pengembangan bakat, untuk bisa menjadi penunjang finansial dalam keluarga. Dalam hal ini adalah ilmu pengembangan bakat menjahit, menjadi guru les privat sehingga bisa menghasilkan uang.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang segala hal yang diketahui untuk diberitahukan kepada tetangga2. Sehingga ilmu lebih barokah. misalnya saja ilmu menggunakan barang bekas yang bisa digunakan kembali

D. Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) :
Saya harus mengaplikasikan ilmu2 parenting kepada anak saya, dan membuat suami saya terlibat penuh dalam pengasuhan anak.
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) :
Saya harus selalu mengetahui apa yang sukai dan tidak disukai oleh suami saya. Dalam hal apapun. Begitu pula dengan anak saya. Saya harus menjadi yang pertama mengetahui apa bakat anak saya. Saya harus bisa mengetahui kapan anak saya merasa nyaman atau tidak.
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : saya harus menghasilkan beberapa karya menjahit baik itu untuk dipakai sndiri atau bisa dijual kepada orang lain.
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : saya bisa menyampaikan ilmu mengenai reuse and recycle barang2 yang sudah tdk terpakai kepada teman2  dlingkungan rumah.

Sekian
Saya mumet. Hihi

Dikerjakan.untuk memenuhi NHW #4

February 11, 2017

NHW #3. Teruntukmu para pelengkap hidupku.

Assalamualaikum.
Udah nhw #3 aja nih.
Materi minggu ini adalah 'membangun peradaban dari dalam rumah'.

Membangun peradaban dr dalam rumah.
As we know, lingkaran terdekat kita d dalam rumah adalah keluarga yg terdiri dari suami dan anak dan kita sendiri, lalu lingkungan sekitar kita.

First.
Surat cinta kepada suami.
Saya memilih merangkai surat cinta untuk si ayah dan mengirimkannya melalui whatsapp. Panjang lebar nulis dengan sok2 romantis gitu. Begitu dikirim, ga lama suami lari kecil ke kamar, dimana saya berada. Lalu saya digencet, iya..di gencet, bukan dipeluk. Hahaha. Dipeluk sih tapi sambil di gencet juga. Trus diciumin sambil bilang 'sayang bunda'. Dan saya balas 'sayang ayah juga'. Lalu.... si ayah bertanya 'nda...itu copy paste??'. Jeduaaaarrr!! Huahahahha.. saya jawab sambil sebel tp pengen ngakak 'enak ajaaa.. aq bikin sendiri tauuuu!'. Kata si ayah 'abis tumben pake kata 'aq' biasanya pake 'aku'. Gubraakk... akhirnya malah ngakak berdua sambil cubit2an. Kyknya nulisnya terlalu romantis tapi terlalu umum dan kurang spesifik menyangkut kita. Jd dikira copy paste deh. Haha.. cukup seneng dengan tanggepan ayah. Hal sepele, tp bikin seneng. I love you more, ayah raisa...

Second.
Memetakan potensi anak.
Raisabella. Biasa dipanggil Raisa. Dia dulu membahasakan dirinya dedek Ica. Tapi skrg udh bs bilang 'laisa' dan sedang belajar ngmg huruf 'R'. Haha..apasih..
Raisa adalah pembelajar, peniru ulung. Dia bisa menirukan apa saja yang dia lihat pada ayah bundanya. Dia juga punya daya ingat yang cukup oke. Karena saya ngajar TK, dan dia saya bawa setiap hari (karena gada yg bs dititipi selain dia juga ga bisa dititipkan), jadi semua yg saya ajarkan di sekolah malah dia lebih hafal drpd murid d sekolah. Terutama yang berbau lagu2 dan hafalan. Mulai dari surat al-fatihah, surat2 pendek (meskipun pengucapannya belum bener 100%), jumlah nabi n rasul, rukun iman, rukun islam, smp gimana cara Bundany ngajar pun ditiruin sama dia. Kadang d rumah, bonekany yg jd muridnya, dia jd gurunya. Saya jadi ngakak sendiri dengernya. Brrti saya kalo ngajar sperti itu ya.. 😂😂
Tak pernah terbayang dia bisa jadi seceriwis sekarang, sepintar sekarang, se-berani sekarang. Jika saya flashback tahun2 pertamanya, jauuuh dari dia yg sekarang. Dulu, dia adalah anak yang suka sekali menangis. Mulai dari bayi. Dia adalah anak yang 'bau tangan' bundanya banget. Kalo ga Bunda ya gamau, sampai d gendong Ayahnya aja gamau. Bundanya sampe suka kesel sendiri gbs ngapa2in. 😁😁😁
Lalu, beranjak besar, dia susah bertemu org baru. Setiap ad org baru nyapa, dia lgsg nangis kenceng. 😒 Sampe kadang Bundanya yg malu, kasian sama org yg nyapa. Saya, hanya bisa berdoa setiap saat, setiap saya merasa kenapa anak saya begini, kenapa anak saya begitu. Saya berdoa kepada-Nya. Memohon agar saya diberi kesabaran, memohon agar dibantu mendidik anak dengan benar, memohon agar saya bisa terus membantu anak saya untuk tumbuh dengan baik. Laahawlaa walaa quwwata illabillah. Tidak ada pertolongan kecuali datangnya dr Allah. Skrg Raisa tumbuh mnjadi anak yg ceria sekali, pintar, daya ingatnya tinggi, sudah ga setakut dulu saat bertemu org baru, walo kadang ya bikin kesel. Hihi. But, anyhow, i love you full nak.. to the moon and back.

Third.
Potensi diri sendiri.  
Ini nih. Yang susah. How to give the value to my ownself??? Masak iya ya kita menilai diri kita sendiri. But let me try...
Saya adalah org yang banyak sekali ide. Tapiii... saya suka males realisasinya. 🙈🙈🙈🙈🙈 Idenya udh ngumpul buanyaaak, eksekusinys jarang. Atau kadang udh niat eksekusi, tapi d tengah jalan hasilnya ga sesuai atau susah, udah deh, lgsg brenti saat itu juga. 😝payah ya.. dan dari situ saya niat, saya butuh mengeksekusi 1 ide tiap minggunya. Semoga saya istiqomah. 💪💪😅😅😅
Saya suka menjahit. Tapi lagi2, mood swing. Kalo pas dtg moodnya, bisa jadi tuh 1 baju. Tapi klo moodnya ilang2an, 1 baju aja bisa berbulan2. 🙈🙈🙈😂😂😂
Saya juga suka mengajar. Menikmati profesi yg baru 8bln ini saya lakukan. Menemukan arti berbagi yg sesungguhnya. Berbagi ilmu kepada anak didik. Meskipun kadang kesel, karena anak didiknya susaaah bgt dibilangin, anak didiknya cukup menguras energi gurunya, tapi i really enjoy it.

Lalu saya akan menuliskan potensi saya menurut suami saya. Ketika saya tanyakan kepada suami saya apa potensi saya, jawabannya ad 4 poin.

Saya yg kreatif, pandai ngurus rumah, dan didik anak. Si ayah bilang bahwa dia suka kaget kalo Raisa bisa hafalan sebanyak itu. Jadi dia ga khawatir ntr adek2nya Raisa pasti jg bisa. 😆😆

Saya yang jago ngatur duit. Jatah tiap bulan udah di atur sedemikian rupa untuk pos2nya. Dan selalu cukup adalah hal yang digarisbawahi oleh si ayah. Ya cukup dong yah, kan kadang aq minta makan d luar, kadang belanja d supermarket pake uang ayah, jd jatahnya yg d pos2 cukup2 aja. Hihihi... aq ini cerdas juga lho yah.. 😂😂😂😂

Saya yang sabar karena sabar ngadepin si ayah yg sering bikin kesel. Hihi. Iya bingit sih... kadang keseeeel banget, tp ya bawa tidur aja. Ntr juga sembuh sendiri.

Saya yang ga neko2 alias sederhana. Si ayah bilang ga neko2 karena kalo di ajak ngemol, ad barang lucu, trus lihat harga. Kalo mahal banget, lgsg aja saya tinggalin. Dan di ayah udh paham, 'knapa nda? Mahal ya?'. Haha.. trus si ayah suka ngeliat tuh harganya. Nawarin saya 'mau nda? Beli aja gapapa'. Mungkin si ayah merasa mampu membelinya, tapi tetep aja saya merasa 'gak ah'. Kecuali emang butuuuh bgt... hehe. Tenang yah...dompetmu aman kok. Aq ga hoby shopping yg mihil2.. 😂😂😂

Mungkin itu semua potensi saya. Banyak juga ya tnyata.. hehe

Fourth.
Tantangan di lingkungan sekitar.
Ini juga nih. Yang menarik untuk dibahas.
Lingkungan sekitar? Tantangan? Banyaaaaaaaaaak.. let's describe how huge it was.
Lingkungan saya adalah para mahmud2 kece nan keren. Tetangga2 saya adalah orangtua2 muds yg umurnya berkisar antara 25-30an. Ada sih yg udh senior tp jiwanya masih muda. Mamah2 ini rata2 punya anak kecil. Bilanglah umurnya mulai dr yg masih bayi sampe anak yg kelas 5sd. Ada yang anaknya udh 3, ada 2, ada juga yg masih 1. Rame? Jelas. Tiap siang atau sore hari rame suara teriakan mereka yg sedang bermain.
Naaah.. tantangannya berkaitan dengan ini nih... Saking banyaknya anak2 'belia' ini, diantaranya adalah anak didik saya di sekolah. Dimana saya tau, keseharian mereka, baik d rumah maupun d sekolah. How they play, how they get socialize, how they talk to each other, how they talk to older people, how their behaviour at school. Dan semuanya membuat saya berpikir 1000x untuk melepas anak saya bermain dengan mereka. Seperti kata bijak, jika bergaul dengan penjual minyak wangi ya akan tertular bau wanginya. Tapi jika bergaul dengan tukang sampah ya akan kena bau sampahnya. Cukup menantang sebenarnya. Bagai 2 sisi mata uang. Anak saya butuh bersosialisasi untuk keberlanjutan masa depannya, tapi lingkungan anak2nya lebih banyak yg 'minus' menurut saya. Apalagi pemberitaan di luar sana yg cukup bikin serem. Ga tenang rasanya hati ini untuk melepas anak saya di lingkungan ini. Saya harus terus ada di sampingnya saat dia berada di luar rumah. Demi kebaikan anak saya. Selain itu, saya juga berusaha menyediakan media bermain yg bisa dia mainkan di dalam rumah. Sehingga bisa meminimalkan dia bermain d luar rumah. Keluar rumah ya saat saya bisa menemaninya di luar rumah. Semoga saya tidak salah mengambil langkah ini. Karena jujur memiliki anak perempuab di era ini membuat saya cukup deg-deg-an melihat perkembangan zaman yg seperti ini. Bawaannya bisa takut, curiga, serem2 sendiri. Semoga juga saya bisa selalu khusnudzon sama Allah, sebaik2nya penjaga para umatNya.

Semoga Allah selalu meridhoi, menjaga dan melindungi saya, suami saya, anak2 saya, keluarga dan lingkungan saya.

Aaaaamiin.

Disusun untuk memenuhi NHW #3.
Institut Ibu Profesional
IIP karawang_bekasi batch #3.

Karawang, 12 februari 2017 (beberapa jam sebelum deadline).

Wassalamualaikum...

February 3, 2017

NHW #2 how to be a professional mother..

Assalamualaikum.
Fiuh. Baru bisa tuntas ngebaca materi minggu kedua beserta NHWnya, beserta diskusinya. Minggu yg cukup keteteran karena masih dalam rangka ngajar sendirian karena guru 1 masih cuti pulkam. Sebulan ngajar sendiri cukup menyita waktu (apa saya yg males ya? Hehe).

Minggu kedua.
Talk about 'how to be a Professional Mother'.
Aww...
Sejatinya semua ibu itu keren. Multitalenta. Pintar. Hebat. Gimana ga, Ibu kan kudu setrong, ga boleh sakit. Kalo sakit suami dan anak jadi g keurus, rumah berantakan, dapur ga ngebul. Trus, kudu pinter. Kalo anak lagi GTM, gimana Ibu ga dituntut untuk pinter buat ngolah makanan biar anak mau makan..? Multitalenta? Jelas. Kudu bisa benerin saluran mampet, pasang gas sendiri, ngisi token listrik, dan lain2.
See...?

Nah. Tapi... disamping hal2 itu semua, butuh belajar, butuh latihan, butuh trial and error buat bisa jadi 'Ibu Professional'.

Dimana Ibu dituntut untuk berperan, di rumah sebagai istri dan ibu, serta di lingkungan sekitarnya. Seperti topik matrikulasi minggu kedua kemaren, bahwa tahapan menjadi ibu profesional adalah
1. Bunda sayang, dimana seorang ibu kudu disayang oleh suami dan anak2nya sebagai prioritas utama
2. Bunda cekatan, dimana ibu kudu pinter ngatur rumah tangganya
3. Bunda produktif, ibu juga kudu punya misi spesifik tanpa meninggalkan tanggung jawab sebagai istri dan ibu
4. Bunda shaleha, dimana ibu juga kudu bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Lalu...berkaitan dengan NHW #2, maka ada baiknya kita kerjakan pelan2. 😉

Tugasnya adalah :
📝✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅📝
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Kalo dikaitkan dengan NHW #1, jadi lumayan bingung mau bikin 'jembatannya' biar nyambung. NHW #1 nentuin jurusan, jurusan yg dipilih adalah 'bagaimana disayang orang2 di lingkaran kehidupan'.

Sebagai individu :
Saya, saat ini memiliki tugas sebagai guru TK. Dimana saya, dituntut untuk menjadi 'orang tua' bagi murid2 saya di sekolah. Saya otomatis juga harus belajar ilmu parenting, yang diterapkab bukan hanya kepada anak sendiri, tp juga anak2 murid saya. Tugas sebagai guru saya maknai dengan tugas yang cukup mulia. Saya yang tidak pernah punya basic guru sama sekali  dipanggil menjadi tenaga pengajar. Saya mengiyakan, dengan ijin suami, dan kata2 suami adalah : monggo. Niatkan saja untuk memajukan lingkungan sendiri. Maka, saya niatkan juga untuk berbagi ilmu, untuk membantu anak2 d lingkungan sendiri untuk menjadi lebih maju. Maka apa yang kudu saya lakukan demi membuat saya disayang anak2 murid saya?
- saya harus membaca konsep2 parenting untuk anak usia dini setidaknya 1 materi dlm sehari
- saya harus terus bersinergi dengan orang tua murid demi menjadikan anak2 didik saya menjadi anak yg berhasil. Setidaknya saya harus berbincang dengan mereka 1 bulan 1 kali.
- saya harus terus 'PDKT' dengan anak didik saya agar mereka merasa nyaman dengan saya dengan cara berkomunikasi secara halus dengan mereka dalam tiap harinya
- saya harus terus mencari metode2 untuk dijadikan referensi mengajar dengan fun. Setidaknya, dalam 1 bulan, saya bisa menemukan metode yang berbeda.

Sebagai istri :
As a wife, saya bertugas untuk menyenangkan suami, baik lahir maupun batin. Dengan menyenangkan suami, insyaallah Ridho Allah akan menyertainya. Apa ya yang harus saya lakukan?
- saya harus mencium (dan dicium) suami saat bangun pagi, krna ini sumber kekuatan saya 😍😍😍
- saya harus terus meneruskan kegiatan 'peluk bareng-bareng' dan 'cium bareng2' kepada suami, yg dilakukan bersama anak.
- saya harus terus mengingatkan diri sendiri untuk menghubungi suami di sela2 kerjanya setiap hari (ini sering lupa karena terhanyut oleh kerjaan rmh dan anak. 😭😭😭😭
- saya harus sudah selesai mengerjakan pekerjaan sebelum suami pulang kerja
- saya harus lebih sering memasak masakan kegemaran suami setidaknya dalam seminggu ada 3x makanan favoritnya

Sebagai Ibu :
Menjadi ibu dr anak yg hmpir menginjak 3th, kadang dibuat seneng, kaget, bete smpe kesel di ubun2. 😂😂😂😂 ya namanya anak2, kadang bikin seneng, tp kdg ya bikin kesel. Kira2 apa yg kudu saya lakukan untuk menemani tumbuh kembangnya? Apa yg harus saya lakukan agar disayang anak?
- menekan serendah2nya emosi diri agar tidak menggunakan intonasi yang tinggi. Setidaknya saya harus mengambil nafas dalam setiap dia berbuat hal yg bikin sebel.
- saya harus menemaninya bermain saat dia membutuhkan saya
- saya harus selalu memeluknya saat akan tidur setiap harinya
- saya harus membimbingnya mengaji setiap hari
- saya harus sering mengajaknya melakukan kegiatan di luar rumah (bersepeda, jalan2 ke alam) setidaknya seminggu 1x.
- saya harus menyediakan buah2an favoritnya dlm seminggu setidaknya 3x

So..
mungkin sekian dulu checklist kegiatan saya.
Entah itu dikit atau banyak. Yg jelas nglakuinnya perlu niat yang cukup teguh. Perjuangan yang cukup membutuhkan ketetapan hati. Hahay. Lebay.

Semoga saya bisa melakukan apa yang saya tentukan sendiri. Demi disayang oleh orang2 kesayangan.

Bismillah

Disusun untuk memenuhi NHW #2
Institut Ibu Profesional batch #3
Karawang_Bekasi

Karawang, 3 februari 2017

January 25, 2017

Completing NHW #1 IIP Batch 3 'adab menuntut ilmu'

Assalamualaikum...
Hellow epribadi. Baru aja pulang ngajar, nyampe rumah kepala agak nyut2an sedikit. Leyeh2 bentar, kepikiran NHW. NHW?? Apaan tuh? NHW adalah Nice Homework. Bahasa keren dari PR alias pekerjaan rumah.

Kenapa saya kudu ngerjain NHW? Hal ini berkaitan dengan bergabungnya saya dengan Institut Ibu Profesional yg kece ituuhh.. Namanya juga menuntut ilmu, aplikasinya ya ngerjain NHW ini. Sebagai konsekuensi dari ilmu yg sudah didapat, ya kudu di aplikasikan dong ya.

Apa NHW-nya?
Fine.
Mari sedikit membahas tentang materi pertama yg kita dapat kemarin. Materi yg pertama kami dapet adalah "Adab Menuntut Ilmu".
Adab.
Semua kegiatan pasti ada adabnya kan? Makan ada adabnya. Harus dengan tangan kanan, harus sambil duduk. Bersilaturahmi pun jg ada adabnya. Mengetuk pintu 3x, mengucapkan salam, masuk rumah jika sudah dipersilahkan. Nah.. otomatis, belajar atau menuntut ilmu juga harus ada adabnya doong. Adab terhadap diri sendiri, adab terhadap pemberi ilmu, dan adab terhadap sumber ilmu.

Nah...berkaitan dengan hal tersebut maka let me try to explain my NHW.

Kehidupan adalah ibarat sebuah universitas. Universitas punya banyak jurusan, begitu pula kehidupan. Bedanya, dalam kehidupan, kita sendiri yg menentukan jurusan ilmu kehidupan yg bakal kita jalani. Kita yg nentuin, kita juga yg bakal ngejalanin. Yang nilai juga kita sendiri. Sukses ga nih ngejalaninnya? Sejauh mana progressnya? Hanya kita yg tau dan bagaimana set the value untuk progress and resultnya.

Jurusan yg saya pilih?
Hmmm. Agak susah sih ya menspesifikkannya. Bingung karena banyak yg sepertinya mau d capai. Tapi, yang ingin saya capai adalah 'menjadi disayang orang2 di lingkaran kehidupan'.

Ilmu terdekat yang ingin saya dalami adalah mengenai pekerjaan baru saya sebagai seorang guru. Dengan basic seorang lulusan teknik, lalu banting setir jadi seorang guru TK. Maka saya rasa saya harus belajar banyak mengenai disayang anak didik, selain disayang suami dan anak yg menjadi prioritasnya.

Jujur aja, saya ga punya basic guru sama sekali. Hanya saja, ibu saya dan ibu mertua saya adalah guru. Merekapun sama seperti saya, basicnya bukan pengajar. Ibu saya sarjana pertanian, ibu mertua saya sarjana ekonomi. Tapi justru dari mereka saya belajar bahwa jadi guru itu paling penting niatnya. Niatkan untuk kebaikan org banyak, terutama anak2 generasi muda sehingga insyaallah Ridho Allah pun bisa kita dapatkan. Bukankah membagi ilmu itu adalah sebuah pahala? Dengan berkaca pada ibu dan mertua saya, maka saat saya diajak untuk menjadi seorang guru di lingkungan perumahan saya, saya niatkan saja seperti itu. Suami pun mengatakan hal yang sama. Niatkan untuk pendidikan anak2 d lingkungan kita. Jadi, makin semangatlah saya menjadi guru bagi anak2 generasi muda di lingkungan saya.

Karena berhubungan dan berinteraksi dengan anak2 kecil yang sedang berada dalam tahap transisi pengenalan kehidupan pra sekolah, maka saya harus banyak menggunakan insting saya sebagai seorang ibu. Mereka adalah anak2 saya, anak2 yg dititipkan dan dipercayakan pada kami, orang tua di sekolah. Sehingga saya, harus banyak belajar bagaimana menjadi 'orang tua' yang bijak bagi anak didik saya. Saya harus belajar bagaimana menyayangi anak2 didik saya, dan juga bagaimana menjadi guru yg disayangi oleh mereka.

Pekerjaan saya saat ini bermanfaat ganda. Saya bisa mengajari anak2 murid saya di sekolah juga bisa sekalian mengajari anak saya yg belum waktunya masuk sekolah. Karena anak saya, Raisa (2y23mo) setiap harinya ikut saya mengajar di TK. Lumayan,, dua tiga pulau terlampaui. 😁

Lalu bagaimana strategi saya untuk menuntut ilmu mengenai hal tersbut? Seperti banyak dikatakan sebelumnya. Belajar itu bisa dimana saya, kapan saja dan dalam hal apa saja.

Membaca.
Banyak baca tentang ilmu parenting. Karena menjadi guru juga harus bisa ilmu parenting. Tidak hanya diaplikasikan ke anak sendiri, tapi juga kepada anak didik.

Banyak bertanya.
Sumber ilmu saya mengenai hal ini antara lain adalah ibu saya sendiri, ibu mertua saya, tetangga/rekan saya yg juga jadi kepala sekolah TK yg sama dengan saya mengajar. Selain itu ada pula teman2 saya yang sudah memiliki anak yg telah berada di bangku TK. So, bertanya bukan berarti kita bodoh kn? Bertanya adalah hal mulia untuk selalu 'mengisi gelas' kita.

Belajar dari kehidupan sekitar
Banyak belajar dari lingkungan sendiri. Banyak melihat apa yg terjadi di sekitar kita. Bagaimana orang memperlakukan anaknya, lalu bagaimana kondisi anak2 di sekeliling kita. Dari situ kit ajuga bisa belajar bukan? Orang pintar belajar dari kesalahan sendiri, tapi orang cerdas belajar dari kesalahan orang lain. 😉

Dengan hal seperti itu, maka sebagai 'orang tua' di sekolah maupun d rumah, saya harus banyak berbenah. Harus menjadi lebih banyak membuka mata, membuka telinga mengenai pendidikan anak usia dini. Harus banyak bertanya, berdiskusi, bertukar pikiran mengenai tumbuh kembang anak usia dini. Harus banyak membuka wawasan apa saja yang sedang terjadi di luar sana, agar saya bisa memberitahukan kepada anak2 saya apa yang baik dan apa yang buruk. Harus lebih banyak berlatih bagaimana berkomunikasi yang baik dengan anak2. Dan yang paling pentinh, harus terus menjadi lebih baik dalam menyampaikan ilmu, agar ilmu yg saya dapat menjadi lebih barokah, ilmu yg saya sampaikan menjadi manfaat, sehingga baik saya dan penerima ilmu saya mendapat ridho Allah SWT.

Sekian dari saya.
Semoga selalu bermanfaat.
Wassalamualaikum. WR. WB.

(Disusun untuk memenuhi NHW #1)
#IIPBATCH3
#INSTITUTIBUPROFESIONAL
#AREAKARAWANG-BEKASI
#MELITAIFFAHARTDIANTI
#ADABMENUNTUTILMU

Rabu, 25 Januari 2017

May 31, 2015

Dikagetkan oleh Den Ayu

Belajar meracau tiap hari.
Haha, ga banget sih kata2nya. Mau meracau aja pake belajar. Ya biar selalu ada jejak lah ya d tiap hari, biar ada kenangan. Ntar biar ada yg dibaca kalo udh tua, bisa inget2 kan jadinya.

Oke, hari ini cuman mau meracau ttg kejadian yg dipersembahkan Den Ayu.
Jadiiii....
Gobyos malem2 dipersembahkan oleh kunci rumah yang menghilang sejak tadi pagi. Yang diinget cuman kmrn malem abis ngunci pintu, Raisa menuju pintu dan berharap diajak keluar. "Gaboleh ya, udah malem", kataku. Sempet liat Raisa ngambil kunci di t4 biasa naruh kunci, dan dibawa2 ke pintu, kuncinya diarahin ke lubang kunci (meski belum nyampe). Setelah itu lupa apa terjadi. Setelah maghrib Ayah sibuk nyariin, semua dibongkar, Bunda pun demikian. Sampe galau2 sendiri,,tempat sampahpun dibongkar. Hampir semua penjuru rumah d obrak-abrik. Sampe akhirnya.... begitu d dapur, buka lemari piring, jeng..jeng...si kunci ada di dlm salah satu kotak makan yg ad d lemari. Jadi, den ayu sekarang udh bs bikin teka-teki dengan menyembunyikan barang. Mungkin dia mangkel kali ya, ga dibolehin keluar. Jadi, pelajaran buat Ayah Bundanya adalah, siapin kunci serep, yang banyak!!haha... lantas, barang2 yg sekiranya penting, kyknya perlu selalu diawasi, jgn smp hape, kunci2 lain, dompet ntr mendadak raib dan berada d tempat2 yg tdk semestinya. Hahhaha..

Kejutan kedua terjadi sebelum tidur malam. Jadi, seperti biasa, Den Ayu ngeberantakin kamar. Maklum, anak kreatif, kerjaannya selalu bikin 'kreatifitas'. Adapun kotak2 yg isinya pulpen, stabilo, dan adapula modem nyempil dsitu. Lantas, mendadak di ambillah si modem. Dan Den Ayu melangkah menuju arah laptop ayah, dan berusaha nancepin si modem d samping laptop. Wow!! Padahal udh lama juga ga pake modem itu, but she's still recognize and record what she watched before, walopun itu udh lama. Wow, Bunda takjub Kak.. sampe nowel2 Ayah ngasitau kebisaan Den Ayu yg baru...

KAMU KECE, KAK..
Haha..
Sekian. Dan markitid.
*kelonDenAyu
*tapiDenAyumasihpecicilan

@melifART