January 26, 2014

What we must think before.... married.

Apa yg perlu dipikirkan sblm menikah.

Seringkali pasangan yang akan menginjak status selanjutnya alias menikah, bertanya-tanya, apa aja sih yang kudu dipikirin atau direncanain?

Jujur aja ni, saya, yg lagi hamil 8 bln ini, sebelum nikah saya cuman mikir gimana carany ngumpulin uang buat bisa nikah ama pacar saya waktu itu, @alfanitumara yg saat ini sudah akan menjadi ayah-soon-to-be. Haha. Sesimpel itu doang. Padahal gaji hasil kerja ya ga banyak2 amat buat modal nikah. Apalagi klo bayar semua vendor sendiri rasanya mustahil. Bisa nunggu sampe lebaran monyet. Padahal saya jg gatau monyet2 itu lebaran apa gak. Sedangkan kedua pihak keluarga udah nentuin waktu nikah.

Seketika itu saya mikir bahwa  perencanaan keuangan untuk melangsungkan pernikahan adalah mutlak yang kudu direncanakan sematang-matangnya oleh kedua pihak. Mau total biaya pribadi atau butuh dukungan dana dr pihak lain, misal orang tua, sodara atau dukungan bank (berasa mau tender proyek aje, hihi).

Setelah saya menikah, barulah saya merasa "kemana aja si saya selama ini?". Baru saya sadari ternyata banyaaaakkk sekali yang terlewat (atau mungkin terlambat) untuk dipikirkan sebelum saya menikah. Malah mz @alfanitumara yang sudah siap dengan segala planningnya. Yaa... mgkin krn dia lelaki, dan pemikirannya dia akan menjadi kepala keluarga, penanggung jawab kehidupan istri dan anak2nya. Saya cukup berbahagia bersuamikan dia yang walopun ga detail, tapi dia bisa menentukan garis besar kmana kehidupan keluarganya akan dibawa. Miss you so, husb..

Hal yg selanjutnya kudu dipikirkan adalah runtutan umum yg dulu sepertinya sudah sangat akrab d telinga. Pikirkan mengenai kebutuhan SANDANG, PANGAN, PAPAN. Classic, but that's the deal. 3 kebutuhan pokok yang memang sangat2 pokok. Diluar itu? Nanti dulu lah ya... Dan menurut saya, yang paling pertama kudu di rencanakan adalah masalah PAPAN. Where we will live after marriage. Penting kan? Masak ya mau ngemper? Pikirkan dimana akan tinggal? Mau beli rumah kah, ngontrak kah, d rumah orang tua kah. Berapa biaya yang perlu dikeluarkan? Masukkan semua dalam tabulasi yang cukup detail. Simpan saja di file jika memungkinkan, jdi jika kita butuh untuk mengubah2nya bisa lebih mudah.
Setelahnya adalah urusan PANGAN. As a human, it will be need supply of feed. Ga ad yg ga butuh makan kan? It's important to think about it. Ga mikirin itu ya sama aje bunuh diri pelan2. *lebay. Pikirkan keuangan untuk pengeluaran tiap bulannya (belanja bulanan). Pikirkan juga alat2 penunjang pangan, yaah..dalam hal inj mungkin untuk yang ngontrak2 macem saya, atau yg beli rumah baru tp ga fully furnish. Otomatis beli2 kompor dan tetek bengeknya pasti bakal jadi perhitungan juga donk? (Jadi kepikiran d kontrakan baru apa aja yg belum punya, haha).
Setelah itu, baru mikirin ttg kebutuhan SANDANG. Buat saya, ini si bukan hal yang samat sangat mendesak buat di rencanakan. Mksudnya, kalopun ad budgetnya ya ga gede2 amat gitu lah. Wong ya belum tentu tiap bulan saya beli baju baru. Kecuali ad diskonan yng bikin ngiler. *lah,lak podo ae. :). Tp untungnya saya dan suami bukan tipe2 yang tiap bulan kudu beli baju ganti penampilan. Kalo ad yg lg butuh dibeli ya beli. Kalo ad yg murah dan bagus dan kepengen ya beli. Kalo ga ad yang sreg ya udah lempeng2 aja. Tapi tetep, prinsip suami saya, pokoknya klo ad yg sreg dan kepengen, beli aja. Gimana ga "ayem" punya suami kyk gt? Untung saya tau diri, klo ad brg bagus, kepengen, tp harga ga rasional ya saya cukup melipir saja. Hihi... *iki kok ndadak curhat. Jadi, perencanaan ttg sandang ttp kudu di adakan dalam tabulasi kebutuhan. Semisalnya pun tidak trpakai kan bisa dipakai untuk kebutuhan yg lain. Atau bisa juga di akumulasi untuk waktu selanjutnya.

Selanjutnya adalah spending money for having a baby. Menikah salah satu goalnya adalah mendapatkan keturunan, right? Maka dari itu, meskipun tidak detail, tapi setidaknya bicarakan dengan pasangan ttg menyisihkan uang untuk keperluan memiliki anak. Tidak perlu sedetail apa saja yang akan diperlukan saat punya anak. Tp sebagai langkah awal adalah mulai membicarakan berapa persentase yang akan disisihkan untuk keperluan ini. Karena menurut saya, keperluan bayi dan anak hari gini gila2an. Keperluannya udah ngalahin keperluan emak-bapaknya. Jadi, klo dr awal udah ad ancang2 prsiapan kan lumayan. Setidaknya ga perlu kaget nantinya dengan pengeluaran yang akan terjadi. *cukup saya yang terkaget2 dengan biaya2 itu. ;)

Satu hal yg mungkin cukup riskan dipikirkan. Adalah tentang pencarian nafkah antara suami dan istri. Riskan dan cenderung bisa membuat salah paham. Kondisinya berlaku ketika sebelum menikah, baik pihak wanita dan pihak pria sama2 bekerja. Istilahnya sama2 ngumpulin duit buat kelangsungan hidup selanjutnya. Hal yg perlu dibicarakan adalah komitmen dan kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Hal yg perlu di kompromikan harus dibahas secara tuntas dan jelas sebelum menikah. Sehingga, setelah menikah, ga ad lagi yg namanya gengsi2an, merasa sama2 tinggi, dan akhirnya keluarga jadi korban. Big no no !!

Jadi, bicarakan secara bijak, kepala dingin, baik2 dan tenang tentang kehidupan seperti apa yang akan kita bangun dan kita jalani nantinya, sayang? Karena kita yang akan merasakan, maka kita pulalah yang harus mengusahakan. Right? Memang, semua ada di tangan Sang Pemilik Hidup, Allah SWT. Tapi, Allah SWT juga suka org yg berusaha kan? Maka dari itu, berusahalah... lalu berdoa. Sisanya... berpasrahlah. :)

No comments:

Post a Comment